Kopi adalah sejenis minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi. Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas terbaik) dan robusta. Dan setiap orang pun pasti pernah menikmati minuman ini.
Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung(kardiovaskuler). Banyak macam kopi yang kita ketahui dan salah satu yang menjadi peluang ekspor yang cukup tinggi yaitu kopi luwak.
|  | 
| Kopi Luwak | 
Kepopuleran  kopi ini sudah dikenal dikalangan para penggemar kopi bahkan sampai  luar negeri. Bahkan di negeri Paman Sam, dapat ditemukan kafe atau  coffee shop yang menjual kopi luwak (Civet Coffee).  Meskipun Kopi luwak ini bisa dibeli dengan harga yang lumayan mahal.  Namun, hal itu tidak mengurangi penikmat kopi untuk memburu kopi luwak  ini. Yang harus dipastikan bahwa keaslian kopi yang dijual adalah  benar-benar kopi luwak yang asli.
Luwak  sangat menggemari biji kopi dari buah kopi yang paling baik, sesudah  dimakan dan dikeluarkan dengan kotorannya, yang sebelumnya  difermentasikan dalam saluran pencernaan luwak. Biji kopi ini, dulu  sering dicari dan diminati para petani kopi, karena mereka yakin bahwa  biji kopi tersebut berasal dari biji kopi terbaik serta telah  difermentasikan alami. Dan berdasarkan keyakinan, rasa kopi luwak ini sangat berbeda dan terasa spesial dikalangan penggemar dan penikmat kopi.
Tetapi,  Luwak saat ini sulit untuk ditemukan. Karena dagingnya yang diyakini  bisa menyembuhkan penyakit Asma membuat binatang ini terus diburu.  Sehingga, kenikmatan kopi yang berasal dari memungut biji-biji kopi dari  kotoran Luwak saat ini sangat sulit untuk ditemukan, kalaupun ada  harganya akan sangat mahal.Seperti pada penuturan salah satu pengusaha kopi  asal Dairi yang juga pengelola Klinik Agribisnis Sukses Tani, John M  Sianturi, mengatakan, pemasaran kopi luwak masih tinggi dan tetap  menjadi peluang ekspor ke luar negeri.
Namun kesanggupan produksi Sukses Tani yang beroperasi di Sidikalang, Dairi ini hanya berkisar 200 kilo per bulannya, sementara permintaan ekspor sudah jauh di atas angka itu yang datang dari Hongkong, Singapura, Korea dan sejumlah negara Eropa lainnya.
“Permintaan kopi luwak asal Kabupaten Dairi masih sangat tinggi dari pasar luar negeri. Padahal kopi yang berasal dari "kotoran" musang ini dijual dengan harga mahal atau menembus Rp1juta perkilonya, sedangkan kopi masih dalam bentuk green beans (siap roasted) sekitar Rp420 ribuan,” ucap Jhon, kepada Waspada Online, siang ini.
Menurutnya, keinginan untuk menambah produksi kopi luwak ini sudah sangat tinggi. Namun banyak hal-hal yang belum dipersiapkan untuk itu.
“Kami ingin menambah produksi kopi luwak ini, tapi petani belum siap. Lagipula kita tetap menjaga keaslian dan mutu serta nilai konservasinya," pungkas Jhon.
Namun kesanggupan produksi Sukses Tani yang beroperasi di Sidikalang, Dairi ini hanya berkisar 200 kilo per bulannya, sementara permintaan ekspor sudah jauh di atas angka itu yang datang dari Hongkong, Singapura, Korea dan sejumlah negara Eropa lainnya.
“Permintaan kopi luwak asal Kabupaten Dairi masih sangat tinggi dari pasar luar negeri. Padahal kopi yang berasal dari "kotoran" musang ini dijual dengan harga mahal atau menembus Rp1juta perkilonya, sedangkan kopi masih dalam bentuk green beans (siap roasted) sekitar Rp420 ribuan,” ucap Jhon, kepada Waspada Online, siang ini.
Menurutnya, keinginan untuk menambah produksi kopi luwak ini sudah sangat tinggi. Namun banyak hal-hal yang belum dipersiapkan untuk itu.
“Kami ingin menambah produksi kopi luwak ini, tapi petani belum siap. Lagipula kita tetap menjaga keaslian dan mutu serta nilai konservasinya," pungkas Jhon.
Sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_luwak
http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=136585:kopi-luwak-peluang-ekspor-tinggi&catid=18:bisnis&Itemid=95http://hileud.com/peluang-indonesia-jadi-eksportir-terbesar-kopi.html    
 
0 comments:
Post a Comment