“BERBAGI”
Sepasang
suami istri yang berusia lanjut, suatu kali mengunjungi sebuah taman kota untuk
bernostalgia tentang mengenang masa pacaran mereka dulu yang sering mereka
habiskan di taman ini. Kesempatan bernostalgia ini rupanya dimanfaatkan mereka
untuk menikmati soto daging tersohor yang terletak di depan taman tersebut.
Kebetulan, pada saat itu jam makan siang disana.
Suami
istri ini lalu masuk antrean untuk memesan soto daging. Mereka memesan satu
porsi soto daging beserta nasinya, dan dua gelas teh manis hangat serta sebuah
piring kosong dan mangkuk. Semua yang melihat mereka heran. Sepasang suami
istri ini hanya memesan satu porsi. Bahkan, beberapa orang-orang yang sedang
makan siang disitu merasa iba melihat betapa menderitanya nasib kedua orang tua
ini sehingga untuk makan siang di rumah makan yang terbilang cukup murah ini
saja hanya memesan satu porsi.
Ketika
pesanan mereka datang, sang suami lalu membagi nasi menjadi dua bagian,
demikian pula dengan soto daging nya. Satu bagian untuk dirinya dan bagian lain
diserahkan kepada istrinya. Mulailah mereka makan. Namun, yang makan adalah
suami dulu, sementara sang istri dengan tersenyum menunggu dan menatap suami
tercinta makan.
Seorang
pengunjung yang juga sedang makan di tempat tersebut, tiba-tiba bangkit berdiri
dan berjalan menuju meja mereka. Dengan rasa iba, pegawai ini menawarkan kepada
pasangan suami istri ini satu porsi lagi soto daging gratis, ia yang
mentraktir. Dia merasa tidak tahan melihat sepasang suami istri ini, sementara
ia sendiri hidup berkecukupan. Namun, tawaran orang ini ditolak secara halus
sambil tersenyum oleh pasangan ini dengan menggunakan bahasa isyarat.
Sang
suami melanjutkan kembali makan
siangnya, sementara sang istri masih menunggu dan menatap sambil tersenyum
hingga soto daging bagiannya menjadi dingin. Sang istri ternyata tidak makan,
hanya menunggu sang suami makan. Betapa cintanya sang istri kepada suami hingga
rela berkorban menunggu sang suami selesai makan.
Setelah
bebrapa lama, orang yang sejak tadi ingin mentraktir mereka pun datang kembali
dan bertanya, “Maaf bu, saya lihat ibu daritadi hanya menunggu bapak makan
sementara ibu sendiri tidak makan. Kalau boleh tahu, apa yang ibu tunggu?”
dengan tersenyum ibu tersebut menjawab, “Yang saya tunggu adalah gigi, nak.
Sementara ini gigi nya masih dipakai bapak dulu untuk makan”.
0 comments:
Post a Comment